Sabtu, 08 Januari 2011

Ada Apa dengan SPIDER MAN 2?

Ada hal yg sangat menarik hati penulis ketika menyaksikan film Spider Man, khususnya yg ke-2. Hal ini disebabkan oleh hikmah dan 'ibrah/pelajaran yg sarat terkandung dalam film tersebut.

Kata Rasulullah : "Hikmah adalah harta milik umat Islam yg hilang, di manapun mereka menemukannya, mereka (umat Islam)-lah yg paling berhak mengambilnya." Pernyataan Rasulullah ini menyiratkan 2 hal. Pertama, keseluruhan unsur yg ada di dunia/bumi ini pada dasarnya ada dalam fithrah Islam, yg kemudian membuatnya kotor/tidak Islami adalah faktor manusianya. Jadi, apapun yg berasal dari bumi, atau bahkan manusianya itu sendiri, pada hakikatnya tidak bertentangan dgn substansi Islam. Makna Islam itu bisa berarti secara istilah, yaitu agama Islam yg dibawa oleh para Rasul/Nabi. Islam juga bisa berarti secara bahasa yg luas, yaitu kehidupan (selain tunduk, selamat, sejahtera, dst.), berarti segala yg hidup itu mengandung unsur Islam di dalamnya. Jadi, dalam hal film Spider Man misalnya, tetap ada substansi-substansi fithrah yg tidak bertentangan dgn substansi Islam, justeru malah selaras dgnnya. Kedua, jika ada kebaikan-kebaikan yg tersebar dan tercampur dgn nilai-nilai keburukan yg ada di dunia ini, maka umat Islamlah yg paling berhak mengambilnya karena itu dulu dicuri dari mereka, seperti kebaikan-kebaikan dalam demokrasi, kapitalisme, komunisme, sosialisme, dll., sedangkan keburukan-keburukannya kita tolak.

Dgn penjelasan di atas, maka pengambilan film Spider Man sebagai contoh 'ibrah di sini bukanlah dalam rangka meremehkan film-film non-Barat yg diklaim "lebih Islami". Jadi, sekali lagi, penulis menggunakan prinsip mengambil 'ibrah dari mana saja dan dari siapa saja, tidak peduli dari agama apa, bangsa mana, jahat atau baik orangnya, dst. Tulisan ini juga bukan untuk mengesampingkan 'ibrah yg diambil dari sirah Rasul dan atsar shahabat yg mulia, karena yg ini sudah pasti kita ambil keteladanannya.Ada pun hikmah dan 'ibrah/pelajaran yg bisa kita ambil dari film Spider Man akan penulis jelaskan sebagai berikut :

1) Kekuatan dan amanah

Paman Ben Parker menasehati Peter Parker (Spider Man) bahwa "Seiring datang kekuatan besar, datang pula amanah/tanggung jawab besar." Hal ini sangat meresap dalam diri Peter. Ketika Peter belum menjadi Spider Man, ia hidup sebagai dirinya sendiri. Tapi, ketika ia diberi kekuatan sebagai seorang Spider Man, maka ia memiliki tanggung jawab yg besar sebagai konsekuensinya. Ia tidak bisa sibuk dgn urusannya sendiri, tapi sibuk dgn urusan masyarakat banyak. 'Ibrahnya/pelajarannya, adalah bahwa ketika seorang kader Islam mendapat kekuatan (entah kekuatan fisik, 'ilmu, atau bahkan kekuasaan) maka ada tanggung jawab yg dituntut karenanya. Jika ia berilmu, maka ia dituntut untuk mengamalkan dan menyebarkan ilmu tersebut agar bermanfaat untuk masyarakat banyak. Jika ia memiliki kekuasaan, maka ia dituntut untuk menggunakan kekuasaan itu dalam 'amar ma'ruf nahi munkar dan demi kesejahteraan rakyat banyak. Ia pun tidak bisa lagi sibuk hanya dgn dirinya, tapi ia juga harus sibuk dgn urusan rakyat/umatnya. Sayyid Quthb kurang lebih pernah menyatakan : "Orang yg hidupnya dihabiskan untuk kepentingan dirinya, maka ia akan mati sebagai orang kecil. Sedangkan orang yg hidupnya dihabiskan untuk kepentingan orang banyak, maka ia akan menjadi orang besar dan tidak akan pernah mati." Rasulullah juga berkata : "Sebaik-baik di antara kamu adalah yg paling bermanfaat untuk manusia."

2) Tawazun/keseimbangan dalam hidup

Peter Parker adalah seorang mahasiswa yg cerdas dan rajin, bahkan bisa digolongkan jenius. Secara ekonomi, ia termasuk kelas menengah ke bawah. Oleh karenanyalah ia bekerja secara freelance untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tapi, ada pelajaran yg menarik di sini, ketika ia mendapat amanah sebagai Spider Man, hampir seluruh hidupnya tidak seimbang/tawazun alias berantakan. Kuliahnya jadi berantakan, sering membolos, sampai dosennya menegurnya. Kerja freelance-nya juga berantakan, sering terlambat mengantar pesanan dan terkesan tidak profesional. Peter Parker terlihat tidak tawazun di sini, antara sebagai seorang mahasiswa, seorang pekerja, dan seorang Spider Man. Penulis secara pribadi juga banyak menemukan kasus seperti ini, khususnya ketika masih kuliah dulu. Banyak penulis lihat (bisa jadi termasuk penulis sendiri.. Hehe), kader muslim yg selain sebagai seorang mahasiswa juga memiliki amanah da'wah untuk melayani masyarakat/umat. Ada di antara mereka yg sangat bagus kerja amanah da'wahnya untuk melayani umat/rakyat, tapi berantakan kuliahnya (sering bolos, nilai ujian jelek, IPK di bawah standar, bahkan lulusnya lama). Atau sebaliknya, ada yg nilai akademisnya patut dibanggakan, tapi kerja da'wahnya patut mendapat cercaan dan cacian. Sangat jarang ada kader muslim yg akademiknya patut dapat pujian, sekaligus kerja da'wahnya jempolan. Mungkin ada juga yg akademiknya sampai D.O. hancur-hancuran, kerja da'wahnya juga berantakan. Fenomena ini terjadi karena kader muslim tidak bisa mengatur secara seimbang/tawazun kehidupan pribadinya dan kehidupan sosialnya. Padahal, Islam mengatur keseimbangan ini, antara keadilan diri sebagai milik sendiri, diri sebagai milik Allah, dan diri sebagai milik umat.

3) Cinta kepada lawan jenis

Peter Parker berada pada posisi dilematis, mengejar cintanya kepada Mary Jane atau meneruskan kepahlawanannya sebagai seorang Spider Man? Dua posisi ini dilematis, karena menurut Parker, mencintai Mary Jane berarti meninggalkan Spider Man, dan menjadi Spider Man berarti meninggalkan Mary Jane, tidak mungkin mengambil keduanya sekaligus. Cinta di sini dalam lingkup pacaran, bukan suami-isteri. Peter harus memutuskan, memilih cinta kepada wanita atau mengemban amanah sebagai Spider Man? Pada awalnya, Peter gamang, tapi akhirnya ia memilih untuk meninggalkan Mary dan mengemban amanah sebagai Spider Man. Inilah keputusan yg diambil oleh seorang pahlawan/kader sejati. Ia lebih mementingkan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadinya, terlebih lagi seorang wanita. Demikian juga seorang kader muslim, selayaknyalah mementingkan urusan umat dari pada dikalahkan oleh kepentingan nafsu sesaat (berpacaran misalnya).

4) Bahaya futur

Spider Man diuji dgn berbagai permasalahan, difitnah, urusan wanita, kuliah, kerja yg berantakan, dll. Intinya, ia sampai merasa bahwa ia tidak sanggup memikul amanah sebagai Spider Man. Perasaan inilah yg menyebabkan ia "berhenti" jadi Spider Man, ia kembali disibukkan dgn urusan pribadinya dan terkesan cuek dgn problematika rakyat banyak. Fenomena psikologis seperti ini dikenal dgn istilah "futur" dalam kamus da'wah. Apa yg terjadi sebagai akibatnya? Angkara murka, kejahatan dan ketidakadilan ada di mana-mana. Bahaya futurnya seorang kader muslim juga berakibat buruk seperti ini. Kemaksiatan akan meraja lela. Umat kehilangan pelayan-pelayannya yg sejati. Futur itu dianggap fithrah/manusiawi jika futurnya masih dalam koridor sunnah dan tidak sampai jatuh ke fujur (durhaka/dosa). Futur bagi seorang kader muslim ibarat seorang prajurit perang yg istirahat sebentar untuk meminum seteguk air. Bukan malah berlama-lama dalam kefuturan, yg berpotensi besar kepada kefujuran. Kembalinya seorang kader muslim dari kefuturan, akan membawa angin segar dan energi baru bagi kebaikan umat dan rakyat.

4) Loyalitas umat

Ketika warga New York merasakan manfaat dan jasa kepahlawanan Spider Man, loyalitas mulai tumbuh dalam diri mereka. Para warga tadi mendukung perjuangan Spider Man, bahkan puncaknya mereka mau mengorbankan diri mereka untuk membela si pahlawan, ini loyalitas tertinggi seorang warga terhadap pahlawannya. Dalam da'wah Islam juga begitu, semakin tinggi tingkat jasa dan kebermanfaatan seorang kader terhadap umat, maka umat tadi akan juga simpati, mendukung dan sangat loyal bahkan mau berkorban bersama si kader da'wah tadi. Dan Islam akan mudah diterima oleh masyarakat, dari pada jika kader muslim hanya indah beretorika tapi tidak memberikan solusi dan jasa yg konkret dan bermanfaat bagi umat.

5) Bahaya dendam

Peter Parker menyimpan dendam kepada seorang pelayan perjudian gulat yg tidak mau memberikan hadiah yg berhak diterimanya. Hadiah tadi dirampok orang. Sebagai ajang balas dendamnya, Peter tidak mau membantu menangkap si perampok tadi, padahal ia bisa. Akibatnya, si perampok malah menjadi pembunuh paman Ben Parker. Hal ini menimbulkan rasa bersalah yg luar biasa dalam diri Peter. Sebagai seorang kader muslim, kita tidak boleh memiliki dendam kepada siapa pun, bahkan kepada orang yg dulu sangat memusuhi perjuangan kita. Kita juga tidak boleh punya dendam misalkan kepada orang Yahudi, zionis, nashara, hindu dan budha yg mungkin dulu pernah membantai saudara muslim kita. Hukum qishash itu memang berlaku, tapi bukan sebagai ajang balas dendam. Kita juga tidak boleh dendam kepada pemimpin-pemimpin kita yg dulu menghambat gerak laju da'wah. Kita Sboleh membenci terhadap apa yg diperbuatnya, tapi bukan mendendam kepada orangnya. Syaikh Hasan al Banna pernah menyatakan : "Jadilah seperti pohon mangga yg memberikan buahnya justeru karena ia dilempari batu."

6) Kejujuran dan kerahasiaan

Memang berat sekali bagi Peter Parker untuk jujur kepada isteri pamannya, bahwa peterlah yg menyebabkan kematian sang paman. Kejujuran ini berat, tapi toh Peter mau mengakuinya. Seorang kader muslim juga harus bersikap jujur, sesuai dgn tempat dan proposionalitasnya. Yg namanya jujur bukan berarti sesuatu yg harusnya dirahasiakan juga diumbar ke publik. Jadi, jujur juga harus sesuai dgn kapasitasnya, karena jika tidak, akan menyebabkan bumerang bagi da'wah itu sendiri.

7) Popularitas

Ketika Spider Man menjadi populer, ia akan sangat mudah dijadikan teladan, sekaligus juga mudah dijadikan penjahat. Peran media di sini sangat besar untuk memfitnah atau memuji-muji sang pahlawan. Karena itulah, sikap seorang pahlawan harus bisa menjadi contoh. Sebisa mungkin jangan sampai seorang kader muslim melakukan suatu keburukan, karena media akan menjadikannya sasaran tembak, dan terjadilah "karena nila setitik, rusak susu sebelanga" itu.

8) Keadilan

Spider Man mampu bersikap adil. Ia mau menolong siapa pun asalkan benar, tanpa membedakan ras dan warna kulit. Ia menolong warga kulit putih, kulit hitam, bahkan warga yg berkulit kuning. Seorang kader Islam juga harus menganggap seluruh manusia itu adalah objek da'wahnya, entah yg beragama muslim sendiri maupun yg beragama lain seperti nashara, yahudi, hindu, budha, dst. Kader muslim tidak boleh membenci mereka. Kader muslim memang wajib membenci aqidah selain Islam. Tapi kita tidak boleh serta merta juga membenci pemeluknya. Yg kita benci aqidahnya, bukan orangnya. Bahkan Islam mengajarkan kita untuk mengedepankan dialog dan pesan perdamaian yg progresif.

9) Tak sekedar kata, tak sekedar tontonan

Intinya, poin 1) sampai 8) telah dipraktekkan oleh Spider Man, ia tidak hanya sekedar kata. Itu betul. Tapi, juga jangan kita menjadikannya sekedar tontonan. Sebaiknyalah setiap kader muslim mengambil pelajaran ini dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari.. "tak sekedar kata, tak sekedar tontonan..." !!!!!

How To Be a Beautiful Muslimah?


Menjadi cantik adalah dambaan setiap wanita, tul ga seh? Tapi kecantikan yang abadi bukanlah kecantikan fisik, karena kecantikan fisik tidak akan bertahan lama. Tapi kecantikan yang lahir dari dalam hati (atau istilah kerennya seh Inner Beauty), akan abadi walau tubuh telah peot atau tak lagi indah. Nah gimana sih rumus CANTIK ini?

1.Cerdas
Muslimah harus cerdas, bukan berarti harus dapat juara di kelas atau jadi pemenang lomba fisika se-Jakarta. Cerdas di sini adalah muslimah yang mandiri dan bisa menjadi solusi, dan sangat meminimalisir ketergantungan pada orang lain, juga tanggap akan situasi.
Bagaimana menjadi cerdas pastinya dengan ilmu, yang utama adalah ilmu agama dan juga ilmu dunia. Ilmu agama membawa guidance tentang arah kemandirian dan solusi dalam nilai syari'ah, sedangkan ilmu dunia adalah cara untuk meraih tujuan tersebut dengan mengikuti guidance di atas.
Muslimah juga harus mempunyai wawasan luas biar ga kuper, bukan berarti harus menjadi "muslimah gaul" loh, tapi membuka cakrawala fikir kita akan perkembangan dunia sekitar kita, sehingga bisa lebih waspada akan hal-hal yang mungkin membahayakan diri dan aqidah kita.


2. Amanah
Kunci kedua adalah amanah atau bisa dipercaya, bagaimana supaya bisa dipercaya? Kuncinya tentu saja jujur, karena kejujuran adalah gerbang utama membagun kredibilitasmu. Orang yang ketahuan berbohong akan sulit bagi orang lain untuk mempercayainya, tapi orang yang mempunyai nilai kejujuran yang tinggi akan mudah membangun kredibilitas di mata orang lain. Dalam kapasitas sebagai ibu rumah tangga, sifat amanah ini sangat utama, untuk membangun keluarga yang diidamkan.

3. Tegas
Tegas bukan berarti galak loh, tapi ketegasan karena mempertahankan prinsip. Seorang muslimah mungkin emang lebih pas dengan sikap yang lemah lembut, namun ada kalanya ketegasan sangat diperlukan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, terutama menyangkut aqidah. Seperti Rasullulllah SAW yang tidak pernah marah ketika orang menghina dirinya, tapi akan sangat marah ketika orang menghina agama kita.
Kita boleh bergaul dengan temen dari berbagai agama, suku atau ras, tapi ini dalam konteks muamalah. Dalam hal aqidah kita harus bersikap tegas, jangan sampai hubungan kita membuat aqidah menjadi lemah, atau mengikut aqidah orang (na'udzubillah).
Sering mungkin kita harus bergaul dengan teman walau satu agama namun lain pemikiran, misalnya kita punya temen yang gaul abiz, yang masih sering dugem, dan sebagainya. Katakan dengan tegas menolak ketika dia mengajak kita ke hal-hal yang merusak aqidah kita. Dan orientasikan hubungan itu untuk berdakwah, memberikan sedikit demi sedikit pemahaman yang kita miliki. Jangan sampai kita yang mengikut mereka, kalau kita tidak bisa membawa mereka ke yang lebih baik. At least, jangan sampai kita yang kebawa mereka.

4. Impressive
Impressive atau mengesankan. Ga harus dandan menor atau berpakaian mewah untuk memberikan kesan pada orang yang kita jumpai, karena kesan secara fisik akan mudah terhapus oleh waktu. Namun kesan yang ditorehkan karena pribadi kita, maka insya Allah akan selalu diingat.
Seorang ustadz berkata, bahwa untuk membangun Islam salah satu syaratnya adalah membangun citra, artinya bahwa menjadi pribadi muslimah yang mengesankan karena kebaikan akan membangun citra Islam yang baik. Dan dari sinilah kita akan tunjukkan pada dunia bahwa seperti inilah Islam itu.

5. Kuat Iman
Kuat iman ini menjadi dasar utama dan terakhir. Fondasi utama artinya hanya iman yang akan membawa kita ke jalan yang benar, dan iman pula yang akan mengembalikan kita ketika kita keluar dari guide line yang benar. Kita ga akan lepas dari khilaf. Tapi bagaimana kita menyikapi khilaf? Di situlah peran keimanan kita.
Dengan iman yang kuat, maka insya Allah akan terarah ke mana visi dan misi hidup kita ini akan dibawa. Lalu langkah-langkah apa yang harus diambil? Bagaimana cara memperkuat iman? Nah, ikuti terus majelis-majelis ilmu untuk mengetahuinya lebih lanjut.

Penulis : Sri Mulyani
Dari : Kotasantri.com

Selembar Puisi Untuk Ibu

Dentang nafasmu menyeruak hari hingga senja
Tak ada lelah menggores diwajah ayumu
Tak ada sesal kala semua harus kau lalui
Langkah itu terus berjalan untuk kami
Dua bidadari kecilmu...

Desah mimpimu berlari
mengejar bintang
Berharap kami menjadi mutiara terindahmu
Dalam semua peran yang kau mainkan di bumi
Ini peran terbaikmu

Dalam lelah kau rangkai kata bijak untuk kami
Mengurai senyum disetiap perjalanan kami
Mendera doa disetiap detik nafas kami
Ibu... kau berlian dihati kami

Relung hatimu begitu indah
Hingga kami tak sanggup menggapai dalamnya
Derai air matamu menguntai sebuah harap
Di setiap sholat malammu

Ibu...
Kami hanya ingin menjadi sebuah impian untukmu
Membopong semua mimpimu dalam pundak kami

Ibu...
Jangan benci kami
jika kami membuatmu menangis.

Ibu...
adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga diriku telah dewasa
Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam
Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh

bila aku menangis
bila aku kesepian
Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu
Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku
Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga
Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas
Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!

1001 ALASAN

Banyak orang saat tersudut mampu memberikan 1001 alasan untuk menutupi kesalahannya. Begitu juga saat mereka gagal melakukan sesuatu mereka pandai mendapatkan alasan. Bahkan saat mereka tidak mau melakukan sesuatu mereka juga jago mengatakan alasan untuk menolaknya. Apalagi kalau nggak bisa tepati janji ke pacar, 1 juta alasan sudah ada disakunya. Namun yg mungkin membuat terkejut bahwa menurut para pakar dan peneliti, sembilan puluh persen kegagalan datang dari orang yang suka membuat alasan.

Penyakit pikiran alias penyakit dalih yang mematikan ini biasanya mumcul dalam 4 bentuk ; dalih kesehatan, dalih inteligensi (kemampuan), dalih usia dan dalih nasib. Jadi tidak heran bila ada yg beralasan; "Wah tampang dan rejeki pas-pasan, gimana bisa dapatin si Doi", “kondisi fisik saya lemah”, “saya tidak pandai”, “saya terlalu tua”, "itu memang nasib atau takdir saya”. Alasan nasib inilah yang paling mudah disalahkan, padahal nasib kita ditentukan oleh kita sendiri. Tuhan telah memberikan hidup dengan sejumlah pilihan.

Coba simak alasan atau ungkapan yg sering kita dengar ini ; “Ah, uang dari mana untuk membelinya?” atau “Bukannya tidak mau mengkuliahkan anak, tetapi uang dari mana?” Dan berbagai uangkapan alasan senada lainnya. Apakah ini menjadi masalah?

Tentu saja. Ada beberapa impilakasi dari ungkapan ini yang sebenarnya tidak baik ;

Pertama, kita mendahului ketentuan Tuhan. Kata siapa kita tidak akan punya uang terus? Bisa saja Tuhan sudah merencanakan rezeki buat kita, yang tidak pernah kita tahu. DIA Maha Adil, Penolong dan Pemberi rejeki. Berusaha dan berdoalah terus.

Kedua, melemahkan motivasi. Jika kita sudah mengatakan bahwa kita tidak akan mendapatkannya maka kita akan kehilangan motivasi untuk mendapatkan keinginan kita. Meskipun, Anda boleh berkata bahwa itu hanya basa basi, tetapi pikiran bawah sadar kita tidak mengetahui apakah itu basa basi atau serius.

Ungapan alasan tersebut sama dengan kita mengubur harapan kita sendiri. Meski hanya sebagian harapan kita yang terkubur, tetap saja memberikan kontribusi dalam mengurangi motivasi diri kita. Padahal kita tahu bahwa salah satu pemicu motivasi adalah adanya harapan untuk meraih apa yang kita inginkan. Jadi alangkah baiknya bila kita ganti dengan kata-kata yang lebih positif. Misalnya: “Insya Allah atau bila Tuhan megijinkan, kita akan mendapatkannya, membelinya “ dll.

Simaklah syair motivasi manis dari Afrika ini :
Setiap pagi di Afrika, seekor rusa bangun. Ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada singa tercepat. Jika tidak, ia akan terbunuh. Setiap pagi seekor singa bangun, ia tahu bahwa ia harus berlari lebih cepat daripada rusa terlamban. Jika tidak, ia akan mati kelaparan.

Tidak penting apakah Anda adalah sang rusa atau sang singa. Saat matahari terbit, sebaiknya Anda mulai berlari dan berusaha.

SEMOGA SUKSES SELALU DAN TETAP SEMANGAT..!